Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2009

Diskriminasi Mahasiswa S1 terhadap D3

Diskriminasi, mungkin itu kata yang tepat untuk menggambarkan kenyataan yang terjadi. Seolah anak D3 itu bukan mahasiswa saja. Hal ini saya alami bersama teman-teman saya di kampus d3 elektro UGM. Tidak sedikit mahasiswa S1 yang menganggap bahwa kita mahasiswa rendahan. Padahal, baik mahasiswa d1, d2, d3, d4, s1, s2, ataupun s3 sama saja. Mereka mempunyai gelar mahasiswa. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi. Saya akan coba kupas satu per satu penyebabnya. Pertama gengsi, terkadang penilaian terhadap mahasiswa d3 lebih identik merendahkan. Mereka menganggap baru mahasiswa kalau jenjang pendidikannya s1. Padahal fakta dilapangan, mahasiswa d3 lebih disiapkan untuk terjun ke dunia industri atau bidangnya. Terbukti dengan padatnya jadwal praktikum dan mata kuliah yang padat. Terutama bagi mahasiswa d3 teknik. Sementara mahasiswa s1, dia lebih kepada teoritis nya. Faktor yang kedua, adalah image. Seolah mahasiswa s1 memang betul-betul lebih baik, lebih pantas, dan lebih berwibawa. Padaha

Pembagian Buku Pelajaran Gratis di Jawa Barat

Buku Gratis Disalurkan Pertengahan Agustus Minggu, 09 Agustus 2009 , 17:49:00 BANDUNG, (PRLM).- Penyaluran sebagian buku gratis yang didanai Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Provinsi Jawa Barat untuk tahap awal akan dilakukan mulai 11 Agustus 2009 mendatang. "Insya Allah 11 Agustus ini buku pelajaran gratis itu dikirimkan serentak ke sekolah-sekolah, buku itu selanjutnya dipinjamkan kepada siswa dan menjadi inventaris sekolah," kata Gubernur Jawa Barat H Ahmad Heryawan di Bandung, Minggu (9/8). Ia mengakui adanya keterlambatan pembagian dan distribusi buku-buku gratis itu yang semula ditargetkan tersalurkan pada Juli 2009 lalu. Buku gratis itu, merupakan buku pelajaran yang diuji-nasionalkan. Ia menyebutkan, keterlambatan itu akibat beberapa hal, namun secara umum proses pengadaan buku gratis untuk SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK berjalan sesuai prosesnya. "Ke depan

DPRD Kab Bandung, bahas Sistem Pendidikan

DPRD Membahas Raperda Sistem Pendidikan Minggu, 09 Agustus 2009 , 12:04:00 SOREANG, (PRLM).- DPRD Kab. Bandung membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Sistem Pendidikan Kab. Bandung. Nantinya setiap siswa SD yang akan melanjutkan ke SMP/MTs. harus mengantongi ijazah Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT), sedangkan lulusan SMP harus memiliki ijazah Madrasah Diniyah Wustha (MDW). “Dengan adanya Raperda Sistem Pendidikan Kab. Bandung, maka masalah pendidikan akan lebih jelas. Misalnya, masalah nasib guru honorer, pembiayaan pendidikan, sampai keterkaitan antara pendidikan di Depdiknas dengan Depag,” kata anggota Pansus Raperda Sistem Pendidikan, H. Asep Anwar, ketika dihubungi, Minggu (9/8). Lebih jauh H. Asep Anwar mengatakan, dengan misi dan visi Kab. Bandung yang berlandaskan relijius seharusnya lulusan SD, SMP, maupun SMA/SMK juga memiliki bekal keagamaan yang baik. “Se

Dirgahayu RI ke 64,

Semakin hari rasanya kemeriahan hari kemerdekaan Indonesia semakin memudar. Masih melekat dalam ingatan masa kecil saya, begitu meriahnya masyarakat menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan berbagai imajinasi dan kreativitas dipertunjukan pada tanggal 17 Agustus tiap tahunnya. Mereka mengikuti konvoi yang puncaknya di alun-alun. Biasanya hal ini dilakukan di setiap kota kecamatan. Ekspresi yang ditunjukan begitu riangnya, seolah sejarah muncul kembali ke permukaan. Bagaimana suka duka yang dirasa orangtua-orangtua kita semasa dulu di tahun 45' yang menyaksikan Negeri tercintanya merdeka. Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan membalik telapak tangan belaka. Konspirasi, politik, ekonomi, dan perjuangan mewarnai itu semua. Soekarno, adalah salah satu pelaku sejarah kemerdekaan RI dari sekian banyak pelaku lainnya. Bhinekka Tunggal Ika, digaungkan dengan begitu santernya kepada seluruh rakyat Indonesia. Persatuan, bersatulah! Meskipun kita berbeda-beda, tetapi tetap sa

HUT POLRI dan NOORDIN M TOP

Noordin M Top telah tewas. Setelah 17 jam pengepungan dilakukan oleh Densus 88' (Pasukan Anti Teror Kepolisian RI) di daerah Temanggung Jawa Tengah. Apakah betul? yang tewas itu adalah Noordin M Top? atau BUKAN??? Kontroversi merebak di masyarakat. Semoga semua ini berjalan dengan natural, tanpa ada rekayasa publik apalagi kebohongan publik. Mengapa disaat pengepungan, kalangan media begitu yakin bahwa di dalam rumah itu tengah berada buronan no wahid indonesia, gembong teroris Noordin M Top. Padahal, tak ada hal atau bukti yang begitu meyakinkan. Saya betul-betul merasa bangga, Indonesia mempunyai pasukan seperti Densus88', terlihat hebat dan siap menghancurkan tirani kejahatan. Akan tetapi, melihat adegan kemarin, seolah semua itu merupakan simulasi belaka. Mungkin memang kita semua berharap bahwa Noordin M Top berada di dalamnya. Nyatanya setelah berlangsung selama 17 jam dan pasukan Densus88' berhasil menguasai medan laga. Alhasil, hanya ditemukan sesosok mayat yang sem