Dirgahayu RI ke 64,

Semakin hari rasanya kemeriahan hari kemerdekaan Indonesia semakin memudar. Masih melekat dalam ingatan masa kecil saya, begitu meriahnya masyarakat menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan berbagai imajinasi dan kreativitas dipertunjukan pada tanggal 17 Agustus tiap tahunnya. Mereka mengikuti konvoi yang puncaknya di alun-alun. Biasanya hal ini dilakukan di setiap kota kecamatan. Ekspresi yang ditunjukan begitu riangnya, seolah sejarah muncul kembali ke permukaan. Bagaimana suka duka yang dirasa orangtua-orangtua kita semasa dulu di tahun 45' yang menyaksikan Negeri tercintanya merdeka.

Kemerdekaan Indonesia tidak diraih dengan membalik telapak tangan belaka. Konspirasi, politik, ekonomi, dan perjuangan mewarnai itu semua. Soekarno, adalah salah satu pelaku sejarah kemerdekaan RI dari sekian banyak pelaku lainnya. Bhinekka Tunggal Ika, digaungkan dengan begitu santernya kepada seluruh rakyat Indonesia. Persatuan, bersatulah! Meskipun kita berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Satu bangsa, satu tanah air, satu bahasa. Indonesia, tentunya. Pancasila pun dirancang sedemikian rupa agar menjadi pegangan, norma dasar, landasan negara. Puncak tujuan dari semua itu adalah menciptakan Bangsa Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur.

Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam. Akan tetapi semua itu berbanding dengan manusia macam perusak. Begitu banyak manusia yang sudah tidak lagi menghiraukan keindahan, kekayaan, bahkan saudara sebangsa nya sendiri. Semakin hari, Indonesia semakin terpuruk dalam persakitannya. Hutan-hutannya digunduli, Minyak-minyak buminya dikuras, atas nama kepentingan individu. Oligarki pun tak terelakan. Yang kaya semakin kaya, yang miskin ya bertambah miskin. Kesenjangan antara keduanya semakin menjauh. Kriminalitas pun seolah menjadi sebuah sikap pelampiasan rasa iri. Kemiskinan bukan lagi menjadi ancaman. Melainkan sudah menjadi sebuah tradisi.

Berapa persen wakil rakyat yang masih sadar akan tanggung jawabnya atas rakyat. Berapa banyak pejabat yang di dalam hatinya masih bersemayang ruh-ruh para pahlawan perjuangan. Yang tanpa pamrih memperjuangkan bangsa ini, bagi cucu-cucu dan turunannya. Sekarang, negeri ini menjadi tanggung jawab kita bersama. Mau di bawa kemana nasib bangsa ini?

Mari kita bersama-sama merenung dan memanjatkan doa, semoga segudang permasalahan di Bumi Indonesia ini, semakin hari pelahan usia. Tak ada kata mustahil, selama orang yang lebih berada sadar bahwa ada saudaranya yang membutuhkan bantuannya. Baik dari segi moril, materiil, pendidikan, wawasan dan keilmuan. Pendidikan adalah sebuah kunci dari begitu banyak kunci-kunci yang bisa membuka bangsa ini ke arah yang lebih baik.

Mari kita semarakkan peringatan HUT-RI ke 64 ini, dengan penuh khidmat dan rasa syukur.
Semoga di ulang tahunnya yang ke 64, Indonesia akan lebih baik. Masyarakatnya makmur sejahtera. Bangsanya adil dan beradab. Hiduplah Indonesia Raya !!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pemerintahan

Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan