Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan



“Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan”
Oleh: Ihsan Ahmad Barokah[1]

“Pendidikan adalah senjata paling dahsyat yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia.”[2]

“Manajemen pendidikan  mengandung arti sebagai suatu proses kerja sama yang sitematik, sistemik dan komprehensif dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan.”[3]
Kepemimpinan adalah proses memengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan organisasi.[4]

      A. Pendidikan

Pendidikan merupakan sebuah modal utama untuk mengembangkan diri secara individu agar menjadi insan yang lebih baik dan mampu mencapai tujuan hidupnya. Pendidikan merupakan sebuah usaha untuk melanjutkan nilai-nilai, budi pekerti dan ilmu pengetahuan kepada generasi selanjutnya agar mampu menjadi manusia yang lebih baik. Pendidikan menjadi unsur yang sangat penting dalam keberlangsungan sebuah negara. Pendidikan yang baik akan mampu mengantarkan sebuah bangsa menjadi lebih maju. Betapa pentingnya arti “pendidikan”, baik untuk pribadi (individu) ataupun bagi sebuah bangsa dan negara sekalipun. Pendidikan ibarat sebuah motor penggerak dari kemajuan sebuah bangsa.
Setiap manusia tentu mempunyai tujuan dalam hidupnya, begitu juga dengan Negara. “Mencerdaskan kehidupan bangsa….” merupakan salah satu tujuan dari dibentuknya Negara Indonesia dan termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Mari kita simak beberapa landasan hukum atas berlangsungnya pendidikan di Indonesia: Dalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1: “Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.” Kemudian pada Ayat 3: “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa ,yang diatur dengan undang-undang.”
Kemudian dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Jelas sudah, bahwasannya pendidikan merupakan komponen penting dan perlu diperhatikan oleh Negara demi terciptanya kemajuan, kesejahteraan, dan kecerdasan masyarakatnya.

 
      B. Manajemen Pendidikan

Agar tujuan pendidikan tersebut mampu dicapai secara baik dan efektif, maka dibutuhkan apa yang disebut dengan “Manajemen”. Bagaimana ‘Pendidikan’ ini di ‘manage’ (dikelola) sedemikian rupa agar mampu sesuai dengan apa yang direncanakan atau diharapkan sebelumnya (tercantum dalam undang-undang). Terkadang terjadi kesenjangan antara apa yang telah direncanakan atau dicita-citakan (das sollen) dengan yang saat ini terjadi (das sein). Tentu ini merupakan sebuah masalah di dalam ‘Pendidikan’ kita. Sebagai contoh: Negara Indonesia menyelenggarakan sistem pendidikan nasional bertujuan “…untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”. Tapi mengapa? Masih terjadi peserta didiknya yang malah membudayakan tawuran, bertindak anarkis, bahkan melakukan tindakan kriminal? Bukan hanya anak SMP, SMA, bahkan kalangan MAHA-SISWA nya pun ikut-ikutan terjangkit virus-virus (menakutkan) itu. Sejatinya mahasiswa (kaum intelektual muda ‘katanya’) sebagai ‘kakak tertua’  dalam sistem pendidikan nasional harus mampu memberikan contoh yang baik kepada adik-adiknya, bukan malah sebaliknya. Tentulah, fenomena ini sudah cukup menjadi alasan  kuat agar ‘Pendidikan’ (baik itu institusinya, pengajarnya, kurikulumnya) harus bahkan ‘wajib’ dikelola (di-Manage) sebaik mungkin agar dapat sesuai dengan cita-cita dan tujuannya. Terlebih perkembangan zaman seolah menjadi tantangan bagi terciptanya pendidikan yang berkualitas di negeri ini.

Menurut Prof. Dr. Oteng Sutisna, M,Sc. Guru besar FKIP dalam bukunya “Berpikir System” terbitan 1984, hal. 76. “Perkembangan Ilmu pengetahuan dan teknologi dari negara-negara maju sangat cepat, sangat cepat pula merupabah pola pikir masyarakat, hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran lebih ketinggalan bila dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat, hal ini merupakan tantangan bagi penyelenggaraan pendidikan agar tidak statis dalam menambah wawasan dari berpikir dinamis untuk menghasilkan tamatan yang berkualitas.”[5]

Berdasar kepada beberapa pendapat diatas, bahwa “Manajemen Pendidikan” meliputi: Bagaimana Negara melalui para pemimpinnya harus mampu untuk selalu mengikuti perkembangan zaman baik berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dan mengartikulasikannya melalui kebijakan dalam bidang pendidikan. Bagaimana komponen-komponen yang ada dalam sistem pendidikan bekerjasama dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan secara langsung bagi masyarakat harus mampu memberikan pembelajaran dan pembekalan ilmu yang ‘up to that’ sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa saat ini. 

Menurut pendapat Steve O.Michael tentang peran perguruan tinggi terhadap peningkatan kemajuan bangsa merupakan suatu hal yang sangat diharapkan dan menjadikannya sebagai suatu visi kemajuan yang membutuhkan adanya keseriusan dalam pengelolaan dan pemberdayaannya. Apalagi dengan derasnya arus globalisasi yang ditandainya adanya persaingan antar bangsa dalam ekonomi dan bidang lainnya tentu jawabannya adalah upaya peningkatan kompetensi bangsa dan peningkatan kesadaran akan adanya perubahan dan perguruan tinggi sebagai sub sistem kemasyarakatan mempunyai tanggungjawab moral untuk mensukseskan kemajuan bangsa, menjadi pelopor perubahan sosial yang mendorong masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang menghargai prestasi dengan membentuk kehidupan kampus yang demokratis, edukatif dan religious.[6]

Berdasar kepada pendapat diatas dengan demikian dapat dikatakan bahwa perguruan tinggi harus mampu menjadi ujung tombak perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Maka Tri Dharma Perguruan Tinggi harus benar-benar dapat diilhami secara mendasar terkait essensinya, tidak hanya sebatas formalitas ‘lantas tuntas’. Terutama penguatan artikulasi pada poin ke-2 dan ke-3 yaitu tentang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dan hal itu pulalah yang mengilhami berdirinya Pusat Studi Leadership Indonesia yang kita cintai ini.  

      C. Kepemimpinan 

Berbicara kepemimpinan, kami sependapat bahwa  “kepemimpinan merupakan proses mempengaruhi atau memberi contoh pemimpin kepada pengikutnya dalam upaya mencapai tujuan...” Secara sederhana seorang pemimpin harus mampu memberikan contoh yang baik dan menjadi tauladan para pengikut dan masyarakatnya. Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama.[7]
Dalam rangka mewujudkan cita-cita dari pendidikan tersebut, diperlukan beberapa faktor pendorong antara lain: Bagaimana ‘Kepemimpinan’ di tingkat nasional (Presiden atau Menteri Pendidikan) juga ‘Kepemimpinan’ di tingkat Perguruan Tinggi (Rektor) atau tingkat di bawahnya (Dekan dan Ketua Jurusan) mampu melaksanakan “Manajemen Pendidikan” secara berjamaah sehingga mampu mengantarkan pendidikan itu sampai kepada tujuannya. Mungkin inilah gambaran dari kami terkait “Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan”.
Kepemimpinan merupakan juru kunci atas berhasil atau tidaknya sebuah manajemen pendidikan. Jangan sampai terjadi “miss management” terhadap pendidikan kita. Ini akan berakibat fatal bagi regenerasi yang akan datang. Pemimpin negeri ini harus mampu menjadi tauladan bagi para generasi muda. Sehingga tongkat estafet perjuangan bangsa akan terus berjalan ke arah yang lebih baik.

 C. Kesimpulan

·     Sektor pendidikan harus mendapatkan perhatian lebih dari seorang pemimpin.

·     Agar pendidikan mampu mencapai tujuannya maka perlu dilakukan manajemen secara baik.

·     Agar manajemen itu dapat berjalan efektif maka dibutuhkan seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan yang mumpuni.

·     Faktor Kepemimpinan nasional dapat menentukan sejauh mana komitmen Negara terhadap berlangsungnya penyelenggaraan pendidikan bagi rakyatnya. 

·     Faktor Kepemimpinan lokal (kepala sekolah, rektor, dll)  juga dapat mempengaruhi kualitas pendidikan dan lulusan pada institusi tersebut.

·     Kepemimpinan dalam semua tingkatan harus mampu melakukan manajemen pendidikan sebaik mungkin agar tujuan pendidikan itu sendiri dapat tercapai.

·     Kualitas lulusan dari sebuah perguruan tinggi merupakan cerminan dari kualitas pendidikan dan kepemimpinan pada institusi tersebut.

·     Kiranya, Kepemimpinan itu sangat berpengaruh terhadap mutu dan kualitas pendidikan. Sejauhmana juga ia dapat menjadi suri tauladan bagi masyarakatnya. Sejauhmana ia bisa menjadi panutan bagi para generasi muda yang nantinya akan meneruskan pikiran dan perjuangannya di kemudian hari. 

·     Seorang pemimpin harus mampu mengelola sektor pendidikan agar mampu mengantarkan masyarakat dan bangsanya kea rah yang lebih baik.

(***)
Alhamdulillah…



[1] Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas jenderal Achmad Yani
[2] Nelson Mandela. Presiden pertama Afrika Selatan
[4] Nurkolis, "Manajeman Berbasis Sekolah: Teori, Model dan Aplikasi", Grasindo, 2003 (Dalam Wikipedia.org)
[5] 2002. Masalah manajemen pendidikan di Indonesia, Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan  
[6] Sagala, Ir. Syaiful, Manajemen Stratejik Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan,Alfabeta, Bandung, 2007
[7]Panji Anogara, hal: 23, (Dalam http://saripedia.wordpress.com)
***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Post Festum Demokrasi dan Kesetaraan

MAKALAH SUBSTANSI HUKUM

Resensi Buku Demokrasi Kapitalisme