Gempa Jogja 2006 Meninggalkan Pilu,,,


Telah satu bulan lebih sejak Sabtu, 27 Mei 2006, gempa mengguncang Yogyakarta dan Jawa Tengah. Namun, pekerjaan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut belum terhapus oleh jarak waktu tersebut. Masih banyak PR menumpuk di setiap diri kita untuk membantu sesama. Tak tergantikan memang, semua yang telah terenggut dari tangan mereka tak mungkin kembali.


Dari mulai kehilangan fisik seperti rumah, sekolah, kantor-kantor, pemerintahan maupun swasta dari sampai kehilangan nyawa, semuanya masih ada dalam ingatan warga Yogyakarta dan sekitarnya. Maha Besar Kuasa Allah, beruntunglah orang-orang yang dapat memetik hikmah dari semua kejadian ini, sebab hikmah adalah harta seorang muslim yang tercecer. Begitulah, mungkin ini adalah sedikit dari gambaran hari yang dijanjikan, yakni hari kiamat yang sesungguhnya nanti akan terjadi. Dimana seorang ibu lupa pada anak lelakinya, dimana betis kiri bertaut dengan betis kanan, Alhamdulillah, Engkau masih perkenankan kami untuk merapat lebih dekat kepada-Mu ya Rabb.

Sampai dengan saat ini masih banyak saudara-saudara kita yang tinggal di tenda-tenda yang panas pada siang hari dan dingin pada malam hari. MasyaAllah. Ada sekitar 779.287 jiwa yang masih tidur di tenda-tenda. Untuk wilayah Bantul ini korban yang meninggal dunia sebanyak 4.143 jiwa.

Dari sekian ribu korban jiwa tersebut, terdapat seorang anak yang terpisah untuk selamanya dengan ibunya atau ayahnya, orang tua dengan anaknya, guru dengan murid, serta teman sepermainannya. Kuatkan mereka ya Allah, jangan engkau lemahkan hati mereka, kuatkan iman mereka, saudaraku jangan engkau gadaikan aqidahmu disini. Sebuah kabar terbaru yang ada di Jogja saat ini adalah kondisi korban luka akibat gempa yang menjadi korban jiwa untuk yang kesekian kalinya disebabkan kebersihan luka yang tidak terjaga. Tetanus, itulah namanya. Seperti diberitakan oleh Surat Kabar Kedaulatan Rakyat, tanggal 6 Juli 2006, seorang pasien yang berumur 70 tahun meninggal dunia akibat tetanus setelah sebelumnya selama 2 hari dirawat di RS Ludira Husada Tama. Kondisi luka bekas operasi berdasarkan berita tersebut kotor dan banyak pasir serta kerikilnya.

Berdasarkan data yang berhasil kami himpun dari berbagai sumber seperti tim P2B, Media Center serta dari SKH Kedaulatan Rakyat menyebutkan bahwa sampai saat ini pendataan telah selesai dilakukan untuk wilayah Kabupaten Bantul, diperoleh hasil bahwa untuk wilayah Bantul sebanyak 71.763 unit rumah roboh, 71.372 unit rumah rusak berat/sedang, serta 73.669 unit rumah rusak ringan. Data tersebut untuk wilayah Bantul saja, sedangkan untuk wilayah DIY secara keseluruhan dapat dilihat dari tabel di atas. Parameter yang digunakan untuk menggolongkan rumah dengan kategori Rusak Berat/Roboh adalah rumah yang tidak bisa difungsikan kembali karena struktur utamanya sudah tidak utuh. Rumah dengan kategori kerusakan sedang adalah rumah yang mengalami kerusakan tidak di struktur utama, tapi temboknya ada yang roboh. Rumah dengan kategori kerusakan ringan asalah rumah yang rangkanya masih utuh tapi temboknya retak-retak.

Selain kondisi rumah, gempa juga menimbulkan kerusakan pada sarana/prasarana public seperti Sekolah Dasar (SD/MI) sebanyak 311 unit, SMP/Mts sebanyak 39 unit, SMA sebanyak 7 unit, SMK sebanyak 15 unit. Sarana kesehatan masyarakat seperti Puskesmas serta Puskesmas Pembantu juga tak luput dari serangan gempa, sebanyak 15 unit Puskesmas rusak dan 34 unit Puskesmas Pembantu tersebar dalam 17 wilayah kecamatan di Bantul. Seperti di Kecamatan Piyungan, Pleret, serta Pundong Puskesmas setempat juga ambruk terkena gempa, yang merupakan sarana kesehatan publik milik pemerintah yang terkena imbas gempa.

Posko Portalinfaq Yogyakarta yang berlokasi di Dongkelan, Bantul juga menerima banyak laporan dari masyarakat yang kebanyakan adalah berupa permohonan bantuan logistik, obat-obatan, bantuan permodalan, hingga pendampingan anak-anak. Sampai dengan saat ini, 7 Juli 2006, laporan yang masuk ke posko berjumlah 39. Bantuan dan dukungan dari para donatur akan sangat membantu untuk menghadapi fase Recovery dan Rehabilitasi kedepan yang justru lebih banyak membutuhkan pendanaan.

Yogyakarta, 7 Juli 2006

Posko Portalinfaq Yogya : (0274) 450576


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Pemerintahan

Dirgahayu RI ke 64,

Kepemimpinan Dalam Manajemen Pendidikan