Pentingnya Komunikasi dalam Membangun Motivasi Siswa
Sebenarnya, ada hal yang kurang dimaksimalkan oleh guru, yaitu komunikasi. Guru dan murid kurang berkomunikasi. Komunikasi sangat penting karena dalam komunikasi itu ada kesamaan pandangan (konsep) antara siswa dan guru. Selama ini yang terjadi adalah aksi yang sepihak sementara pihak lain lain tidak terlihat keberadaannya. Apa penyebab dari kegagalan aksi aksi tersebut?
Pertama, pemahaman dari komunikasi itu sendiri masih kurang dimiliki oleh siswa dan guru. Guru misalnya masih berpikir sempit, hanya mengartikan komunikasi adalah interaksi dua arah dari si pembicara dan si pendengar (siswa) yang bersifat lisan. Siswa yang banyak bertanya kepada guru dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) berarti telah berkomunikasi dengan baik tanpa adanya tindak lanjut yang jelas untuk memecahkan masalah yang dimunculkan.
Komunikasi yang sebenarnya adalah adanya komunikasi yang luas selain aksi lisan tersebut. Komunikasi bisa tulisan, gerak, dan perilaku, di mana kesemuanya itu memiliki makna yang ada korelasinya dengan konsep yang sedang digarap sehingga diharapkan ada pemahaman baru yang akan lebih bijaksana dalam menyikapi aksi aksi yang terjadi di kelas.
Kedua, di dalam berkomunikasi dengan siswa, guru harus lebih mengerti bahwa yang menjadi subjek dalam KBM adalah siswa itu sendiri. Siswa tidak boleh dijadikan objek oleh guru. Jika siswa yang jadi objek, maka akan ada norma norma yang masuk ke dalam situasi itu. Guru pun jadi lebih arogan dan memaksakan diri untuk menjejali konsep konsepnya ke dalam kerangka berpikir siswa yang mungkin kerangka berpikirnya lebih sempit dibanding guru.
Lalu, bagaimana komunikasi yang baik dalam proses belajar mengajar? Pertama, lakukan komunikasi yang sesuai dengan sistem dan kondisi saat itu, di mana guru dan siswa harus fokus kepada tema yang sedang dipelajari. Guru dan siswa tidak boleh terlalu luas masalahnya. Yang penting, proses dan cara caranya sudah benar serta tak melenceng dari tujuan pembelajaran itu .
Kedua, komunikasi yang membangkitkan kesadaran siswa. Bahwa sebenarnya dirinyalah yang sangat membutuhkan proses belajar ini.
Ketiga, komunikasi yang rutin. Ini harus dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran. Komunikasi rutin secara otomatis memberikan sugesti kepada diri kita untuk selalu melakukan apa yang harus dilakukan.
Seorang guru sebenarnya sudah dapat merasakan apakah sudah berkomunikasi dengan baik atau belum. Misalnya ketika ia mengajar terutama dalam menggunakan metode ceramah, guru bisa melihat apakah semua pendapat siswa itu tertuju kepada guru atau tidak. Untuk memastikannya, guru bisa bertanya kepada siswa yang duduk paling jauh, apakah ia bisa menjawab dengan baik atau tidak. Cara paling mudah adalah guru sengaja memberikan konsep yang salah, apakah ada reaksi dari siswa atau tidak.
Contoh dalam pembelajaran matematika guru menuliskan atau mengucapkan bahan 9 x 8 itu 71. Siswa yang memperhatikan dengan sungguh sunggguh secara spontan akan berani menyatakan bahwa pernyataan guru itu salah.
Jadi, kemampuan guru dalam berkomunikasi sangat diperlukan di dalam pembelajaran baik di kelas maupun di luar kelas. Komunikasi dengan intonasi yang dapat dimengerti siswa, intonasi yang sopan, memiliki nilai nilai dan norma norma, apalagi jika disisipi oleh nilai nilai agamis, akan sangat menyejukkan bagi kehidupan dunia akhirat.
Perlu diingat, berkomunikasi juga harus bisa membangun motivasi bagi siswa untuk selalu giat dalam menyelesaikan tugas tugas belajar. Apa arti sebuah angka nilai jika siswa tersebut tidak memiliki kemampuan yang diharapkan. Komunikasi sangat penting dalam membentuk konsepsi diri siswa dan akan membawa siswa ke arah perubahan sikap seperti tujuan pembelajaran yang direncanakan sebelumnya. (*)
SUKANDA, Guru SDN 3 Cangkuang Kecamatan Babakan Kabupaten Cirebon
Komentar
Posting Komentar
Silahkan Comment Disini...